Sabtu, 21 Agustus 2010

Kemiliteran Mewarnai Proses Pemerintahan Era Orde Baru

Orde baru identik dengan sistem militer dimana dalam kegiatan pembangunannya ada unsur kemiliteran. Mungkin ini disebabakan karena presiden Suharto yang menjabat pada era Orde Baru dahulunya sebelum menjabat sebagai presiden pernah masuk dalam dunia kemiliteran yaitu sebagai TNI AD.

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan presiden Suharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang pemerintahannya dipimpin oleh presiden Sukarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.

Pada saat presiden Suharto memerintah. Beliau mengadakan pembangunan. Tujuan pokok pembangunan bidang Hankam adalah mewujudkan konsep Pertahanan Rakyat Semesta. Tetapi sampai pada saat presiden Suharto memimpin hasil yang baru dicapai adalah pembangunan sarana dan prasarana Hankam.

Yang dilakukan presiden Suharto yaitu mengorganisasi kembali ABRI untuk menghindari pengkotakan dari masa Orde Lama, baik pada tingkat departemen maupun pada tingkat ABRI. Dengan demikian setiap angkatan (dan polri) memilki komando sendiri,tetapi pada akhirnya ada Panglima ABRI dan mentri pertahanan dan keamanan.

Peningkatan kemampuan ABRI juga dilakukan melalui berbagai program pendididkan dan latihan (diklat) serta pergantian peralatan. Pembelian kapal-kapal perang baru bagi TNI AL dan pesawat-pesawat baru bagi TNI AU, serta peralatan lebih baik bagi TNI AD. Ini merupakan bagian dari pembangunan ABRI. Selain itu presiden juga melakukan kerjasama dengan negara lain yaitu Malaysia,singapura,dan filipana. Kerjasama dilakukan dalam bentuk uji coba kemampuan ABRI.

Presiden Suharto juga mengadakan kegiatan ABRI Masuk Desa (AMD), dalam kegiatan ini ABRI berusaha membantu meningkatakan kemakmuran rakyat pedesaan. Contoh kegiatannya yaitu ABRI ikut membangun prasarana umum di desa seperti tempat ibadah dan pasar. Selain itu dokter-dokter ABRI memberi pelayanaan obatan secara gratis.

Dampak dari pemberlakuan sistem ini yaitu pedesaan menjadi semakin maju, prasarananya semakin memadai dan tingkat keamanannya semakin membaik.

Namun dengan pemberlakuan sistem ini kondisi negara menjadi serba militer dan menjadikan terlalau banyak orang yang berprofesi dalam dunia militer (jumlah anggota dalam militer terlalau banyak).

Menurut saya, pembangunan yang dilakukan oleh presiden Suharto ini cukup baik dan bisa dikatakan telah membangun Indonesia menjadi lebih baik dalam segi keamanan.

Saya menyarankan sistem ini tetap dijalankan tetapi dengan batasan yaitu jumlah orang yang masuk dalam dunia militer dibatasi dan militer hanya befungsi dalam mempertahankan keamanan saja, jangan terlalu serba militer dalam melaksanakan proses kepemerintahan dan kenegaraan.

Artikel ini saya buat untuk memenuhi tugas sejarah.


Senin, 19 Juli 2010